Banten mempunyai makanan khas yang berasal dari
Cibeber Banten. Sate bebek juga merupakan ciri khas kuliner Banten yang banyak
digemari oleh masyarakat Banten pada umumnya dan para wisatawan pada khususnya.
Salah satu pengusaha Rumah Makan yang menyajikan
menu makanannya yang terbuat dari bebek yaitu H Syamsudin yang terletak di Jl.
Abdul Latif, Sumur Pecung, Serang.
Awal mula H. Syamsudin menyajikan sate bebek dalam menu makanannya adalah dalam bentuk pengembangan usahanya dan juga menciptakan gebrakan dari usahanya yang lama.
“Secara kebetulan istri saya dari Cibeber kenapa tidak kita mencoba membuat menu baru yaitu sate bebek yang merupakan makanan khas Banten,” jelasnya.
Menu favorit yang tersedia di rumah makan miliknya Rumah Makan Damai 05 dan banyak dibeli oleh konsumen yaitu sate bebek, selain daging bebeknya yang empuk, bumbunya juga meresap sampai ke dalam dagingnya, “Sebenarnya kalo makan sate bebek tidak usah pake bumbu sambelnya, hanya dengan bumbu satenya saja sudah terasa enak,” tegasnya.
Dalam sehari omset yang diperoleh dapat mencapai Rp 2 juta/hari, dengan menghabiskan 30 ekor bebek per harinya. Ketika ditanya kapan pengunjung banyak yang datang H. Syamsudin menjelaskan tergantung dari waktu kunjungannya, “Tergantung dari waktunya, biasa paling rame pengunjung di awal-awal bulan dan juga liburan,” terangnya.
Suasana Rumah Makan milik H. Syamsudin sangat merakyat dan terbuka, jadi bisa siapa saja yang datang berkunjung dan makan di Rumah Makannya, “Kita tidak membatasi pengunjung yang ingin makan di rumah makan ini, untuk siapa saja boleh makan,” lanjutnya.
Persaingan di bidang kuliner khas Banten, menurut H. Syamsudin, menghadapinya dengan cara bersikap ramah. “Pelanggan yang datang dianggap saudara, dan kita juga tidak terlaku menekankan harga jual, yang terpenting adalah tali silaturahmi. Untuk masalah keuntungan tidak terlalu diutamakan.”
Disinggung soal obsesinya membuka cabang rumah makan khas bebek ini di kota lain, H. Syamsudin menjelaskan, “Kalo saya membuka rumah makan khas sate bebek ini di Jakarta, ntar orang Jakarta tidak ada yang berkunjung ke Serang dong,” kilahnya.
Para wisatawan yang ingin membawa sate bebek ini sebagai oleh-oleh untuk kerabat, tak perlu takut basi. Sate bebek bisa tahan lama untuk dibawa. Selama satu hari satu malam. Konsumen yang berkunjung ke Rumah Makan H. Syamsudin juga ada yang berasal dari Jakarta, Bandung dan Palembang.
Awal mula H. Syamsudin menyajikan sate bebek dalam menu makanannya adalah dalam bentuk pengembangan usahanya dan juga menciptakan gebrakan dari usahanya yang lama.
“Secara kebetulan istri saya dari Cibeber kenapa tidak kita mencoba membuat menu baru yaitu sate bebek yang merupakan makanan khas Banten,” jelasnya.
Menu favorit yang tersedia di rumah makan miliknya Rumah Makan Damai 05 dan banyak dibeli oleh konsumen yaitu sate bebek, selain daging bebeknya yang empuk, bumbunya juga meresap sampai ke dalam dagingnya, “Sebenarnya kalo makan sate bebek tidak usah pake bumbu sambelnya, hanya dengan bumbu satenya saja sudah terasa enak,” tegasnya.
Dalam sehari omset yang diperoleh dapat mencapai Rp 2 juta/hari, dengan menghabiskan 30 ekor bebek per harinya. Ketika ditanya kapan pengunjung banyak yang datang H. Syamsudin menjelaskan tergantung dari waktu kunjungannya, “Tergantung dari waktunya, biasa paling rame pengunjung di awal-awal bulan dan juga liburan,” terangnya.
Suasana Rumah Makan milik H. Syamsudin sangat merakyat dan terbuka, jadi bisa siapa saja yang datang berkunjung dan makan di Rumah Makannya, “Kita tidak membatasi pengunjung yang ingin makan di rumah makan ini, untuk siapa saja boleh makan,” lanjutnya.
Persaingan di bidang kuliner khas Banten, menurut H. Syamsudin, menghadapinya dengan cara bersikap ramah. “Pelanggan yang datang dianggap saudara, dan kita juga tidak terlaku menekankan harga jual, yang terpenting adalah tali silaturahmi. Untuk masalah keuntungan tidak terlalu diutamakan.”
Disinggung soal obsesinya membuka cabang rumah makan khas bebek ini di kota lain, H. Syamsudin menjelaskan, “Kalo saya membuka rumah makan khas sate bebek ini di Jakarta, ntar orang Jakarta tidak ada yang berkunjung ke Serang dong,” kilahnya.
Para wisatawan yang ingin membawa sate bebek ini sebagai oleh-oleh untuk kerabat, tak perlu takut basi. Sate bebek bisa tahan lama untuk dibawa. Selama satu hari satu malam. Konsumen yang berkunjung ke Rumah Makan H. Syamsudin juga ada yang berasal dari Jakarta, Bandung dan Palembang.
0 komentar:
Posting Komentar